28 Desember 2008

Termehek mehek ditahun baru

Hey.... temen2 ... tahun baru nih... gimana pada ngadaian acara apa....? kumpul kumpul , barbeque nan atawa liat pesta kembang api...!! pastinya senenk donk.... yach kayaknya masih ingat aja suasana tahun baru-an di tanah air... pada keliling keliling ..konvoi2 motor ... trus kumpul blek tumplek jadi satu di Malioboro... ato di al-kid lah, Mandala Krida buat nonton konser musik... hehe itu klo di jogja... tapi klo disini tentu beda lah ... tahun kemaren aja pada kedinginan di Tokyo... soalnya pas bareng ama musim dingin yang suhu rata2nya 1-4 derajat celcius... and itu untuk perayaan tahun masehi lho...!!! sedangkan untuk tahun hijriah jauh dari kondisi demikian, bisa kita lihat apa yang dilakukan ketika masuk 1 Muharrom.. baik di Indonesia maupun negara negara muslim, apalagi di negara sekuler seperti Jepang.
Hari Senin 29 desember Insya Allah memasuki 1 muharrom 1430 Hijriah, dan hari kamisnya 1 januari 2009 masehi, pergantian kedua tahun tersebut berdekatan....hanya terpaut tiga hari.....
Sebagai muslim tentu kita memiliki makna tersendiri dalam menyambut tahun baru kita itu... tahun baru merupakan momentum bagi kita untuk introspeksi diri terhadap apa yang telah kita lakukan ditahun lalu... dan sebagai pijakan bagi kita untuk melangkah lebih baik ditahun depan... perayaan dengan pesta atau acara2 penuh luapan kegembiraan seperti contoh diatas tentu bukan sikap yang bijaksana sebagai seorang muslim...
Kita harus ingat betapa dosa dosa yang kita ditahun lalu begitu banyak... dosa karena melupakan-Nya dosa terhadap orang tua temen dan tentu masih bertumpuk tumpuk dosa lainya... sudah sepantasnya kita memohon ampunan Nya, sudah saatnya kita termehek mehek untuk bertaubat atas segala dosa kita.... karena kita nggak tahu kapan malaikat Izroil datang menjemput ajal kita...???
Alangkah baiknya membuka kembali memori kita yaitu bagaimana kwalitas ibadah2 kita,keburukan2 kita kesalahan tindakan kita, kecerobohan kegagalan kita ditahun lalu untuk tidak lagi diulangi ditahun depan, kalau kemaren kewajiban2 kita masih belum terlaksana dengan sempurna, tahun depan haruslah ada peningkatan dan jangan terbalik justru ditahun depan kwalitas diri kita semakin buruk...
ada sebuah kata mutiara dari orang orang bijak :
"Apabila hari ini lebih buruk dari hari kemarin itu merupakan musibah bagi kita, apabila hari ini kita sama dengan hari kemaren berarti kita termasuk golongan orang yang merugi dan apabila hari esok lebih baik dari hari ini berarti kita termasuk golongan orang orang yang beruntung"... termasuk golongan manakah kita...? tentu temen2 sendiri lebih tahu bukan...!!!
maka perbanyak do'a mohon pertolongan kepada Nya agar di tahun depan kita lebih baik dari tahun lalu... Allohumma Amin...

27 Desember 2008

Tetep seneng aja kali...

Hey... sobat2 semua temen2 kenshuseiwan kenshuseiwati... gmn kabar kalian menjelang liburan musim dingin tahun ini? apa masih kerja atau mungkin lagi pada kebanjiran zangyoo...yach siapa tahu khan kaishanya nggak kena krisis, tetep banyak job and lembur 2 jam mainichi...sampai ngerjain paci' paci' ... wah pastinya okane mochi donk...!!!..so.. temen temen yang kerja di non manufactur tentulah masih menikmati lembur mainichi.. syukurlah.kita2 ngikut gembira aja..tenyata masih banyak pahlawan devisa yang masih eksis...yach itung itung mbantu beban pemerintah buat cadangan devisa negara..siapa tahu bisa sedikit meringankan strees nya Ibu Sri Mulyani ( ituloh menkeu) sama Pakdhe Budiono... biar gak harus bolak balik Jepang Indonesia buat ngajuin utang yen... hehe GR ban gett gituloh...
Buat konco2 yang kaishanya semi bangkrutt... (termasuk kaishaku juga ding...) gimana nih...?pastinya pada ngeluh yaa...
ngeluh gak bisa nabung.. gak bisa beli aipon terbaru, gak bisa maen alias dolan dolan ... zenzen ikanai yooo.....!! atau ngeluh gak bisa pulang ke Indonesia karena tiket mahal... hehe udahlah tetep seneng aja ...!!!
kita ngeluh berapa banyak pun gaji nggak akan otomatis nambah kok...apa terus tiba2 duit di tabungan jadi 2 kali lipat kalau 2 kali kita ngeluh... trus kalau 10 kali ngeluh tabungan jadi 10 kali lipat...enggak khan...? hehe...
toh masih terima gaji khan... yang penting cukuplah... !!! cukup buat makan, cukup buat tagihan abonemen, cukup buat beli pulsa acces/brastel, cukup buat tagihan apato listrik gas internet...maen ke tokyo, cukup buat maen sky ke nagano...hehe ...gak usah pengen yg muluk2 lah.. ntar malah jadi migran lagi...

wahai sobat sobatku semua ...!!!
Kegundahan hati, kegelisahan hati itu sebetulnya karena kita tak bisa bisa mensyukuri karunia atau nikmat yang telah dianugerahkan oleh-Nya kepada kita, marilah kita belajar dari kisah orang sholeh terdahulu yang selalu mengamalkan apa apa yang telah dituntunkan oleh Rosullullooh SAW...
Cobalah kita belajar untuk nrimo, merasa cukup dengan apa yang telah kita dapatkan, kita telah melakukan ikhtiar dengan bersungguh sungguh dalam bekerja, kewajiban telah kita tunaikan... krisis yang terjadi sekarang menimpa semua manusia, semua negara, krisis ini tak pandang siapapunn orang baik orang jahat, mahasiswa kenshusei semua merasakannya...
Temen2ku sudah sepantasnya untuk bersyukur atas anugerah yang Allah SWT berikan,lihatlah mereka2 yang tidak mendapatkan apa yang kita bisa dapat saat ini... hati kita Insya Allah akan tetap senang bahagia dalam kondisi apa pun kalau kita bisa mensikapi, memahami setiap masalah dengan pendekatan agama, hati kita takkan pernah bisa tenang kalau kita selalu membanding bandingkan gaji yang kita terima dengan gaji teman yang kebetulan lebih besar dari kita... hati takkan tenang kalau kita selalu melirik tabungan yen teman yang kebetulan lebih besar.. hati takkan tenang kalau kita masih pengen punya ini itu, kepengen begini dan begitu...

Insya Allah ini adalah peringatan sekaligus ujian keimanan bagi kita, kita harus berdo'a agar senantiasa diberi ketetapan iman dan dijauhkan dari kufur terhadap nikmat-Nya mendekatkan diri kepada-Nya adalah jalan menuju kebahagiaan, kembalikanlah segala sesuatu hanya kepada Allah , sungguh Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu.


26 Desember 2008

Maikawa san orang baik

hei sobat... genki desu ka ?
Ini ada sepenggal kisah yang saya yang alami beberapa waktu yang lalu ketika aku lagi nggak ada job di kikai, kisah tentang sebuah ahklak orang jepang dan kesadaran terhadap nilai nilai kebaikan...
Rabu 17 desember kemaren aku diajak Maika san untuk nganter danboru plus gomi kertas ke daerah Kanaya , Shizuoka tepatnya di Kanaya Park karena disitu tempat untuk gomi kertas and temen-temennya... kita berangkat pagi jam 08.10 waktu jepang sehabis senam pagi bareng bareng ama karyawan lainya. Walaupun suasana masih dingin karena suhu ditermometer menunjuk angka 3 derajat celcius tak mengurangi semangat orang Jepang bekerja. Maika san pun dengan gaya bocah tua nakalnya (kata temen2ku) melambaikan tangan nya mengajakku menuju ke mobil box Isuzu elf punya kaisha. kebetulan kemaren sorenya kita berdua selesai mengepak semua danboru itu masuk kemobil jadi sekarang tinggal tancap.akupun dengan bergegas menuju mobil tanpa menghiraukan dingin yang cukup menusuk tulang... " doko ni motte iku...? tanya ku. " a kore.. Kanaya parku , are wa basho no danboru desu... ja iku yo..! begitu kata Maika san.kitapun masuk ke mobil dan berangkat
Sepanjang perjalanan itu kami ngobrol banyak hal... aku yang bertanya trus dia menjawab dengan penuh senyuman. yang ramah diapun balas bertanya dan sebisa mungkin aku jawab dengan bahasa jepang...tapi yaa sekedarnya aja... karena bagiku bertanya lebih mudah dari pada harus menjawab...dia cerita banyak hal tentang jepang tapi tentu hanya dilingkup kehidupanya saja. terkadang kata-katanya begitu cepat melesat diucapkan sehingga aku terkadang aku tak faham .. yaa aku cuma haik haik aja pura pura mengerti... guyonan pun banyak terlontar aku berusaha menyambutnya karena model bercandanya cuman itu-itu aja... hujan gerimis mulai mengiringi perjalanan kami saat berjalan kurang lebih 10 kilo tiba2 Maika san menghentikan kendaraan dipemberhentian ditepi jalan tepat disebuah toilet umum, ternyata Maika san hendak buang air kecil. aku pun ikut turun dari mobil walaupun hanya untuk sekedar melihat situasi... melihat keadaan toilet umum aku jadi kagum... bersih tertata rapi dan sama sekali tidak tercium bau toilet... lebih kagum lagi ketika kulihat Maika san tiba tiba mengambil sebuah kain pel dan mulai mengusap lantai bekas pijakan sepatunya karena memang sepatunya agak basah oleh air hujan ...setelah bersih barulah bergegas menuju ke mobil... dan kamipun melanjutkan perjalanan. Dalam bathinku berkata " wah kok bisa orang punya kesadaran seperti ini ...bagus sekali ...! andai semua orang begitu..!
baru 5 menit berjalan disebuah persimpangan didepan aku melihat seorang bapak menggunakan mobil sedan Honda Oddisey warna hitam, hendak masuk ke jalur, melihat hal itu Maika san segera menhentikan laju kendaraan dia pun dengan isyarat dimmer mempersilakan bapak itu untuk menyeberang otomatis semua kendaraan dibelakangku ikut berhenti, kemudian mobil sedan itupun masuk dan ikut melaju di jalur dan Maika san pun bergerak memacu mobilnya... sebuah tindakan yang bagus sekali mempersilahkan orang lain untuk mengambil hak nya... tindakan yang jarang kutemui di Indonesia... kurang lebih 2 jam perjalanan dan kami pun sampai tujuan ... sampai ditempat akupun kagum bahwa tempat pembuangan danboru dan gomi kertas itupun terlihat bersih tertata rapi keliatan teratur sekali... tak ada keruwetan seperti keadaan di Indonesia... selama kurang lebih 10 menit proses selesai. setelah Maika san membelikan aku kopi panas di dydo kemudian kamipun bergegas menuju kota Shimada karena Maika san harus mengambil titipan disana. kuamati sepanjang perjalan bahwa semua pengendara kendaraan begitu tertib mematuhi lalu lintas.. suasana kota pun terlihat bersih rapi walaupun agak hujan...apalagi kalau nggak hujan pikirku..!"
Petikan kisah diatas hanya sebagian kecil dari banyak kisah baik lain bahkan yang lebih bagus dari itupun banyak..cuma kebetulan ini yang aku alami sendiri...
Kebersihan lingkungan disini menjadi hal yang sangat penting dimana tempat pasti akan kita jumpai toilet umum yang bersih rapi dan jauh dari bau tak sedap.. sampah pun dibedakan antara kertas kaleng plastik dan lainya bisa kita temui tempat sampah khusus ini di berbagai fasilitas umum.. hebat bukan padahal disini saya yakin gak ada slogan " anadhofatu minal iman " kebersihan itu sebagian dari iman. seperti pelajaran agama sewaktu di SD dulu
Menjadi sebuah perenungan kenapa orang jepang bisa memiliki kesadaran seperti itu, yang memiliki kesadaran akan hak orang lain, bersedia saling bantu membantu, menghormati orang lain, ramah terhadap yang lebih muda dan kebaikan lain yang menunjukan ketinggian ahklak seseorang. seperti ciri-ciri akhlak penghuni surga dalam kisah para sahabat Rosullulloh SAW. Jauh dengan yang kita yang terkadang mengaku sebagai orang yang baik., tapi masih saja egois, mengaku paling benar, paling berhak ,ingin menang sendiri, dan banyak kejelekan kejelekan lainya. padahal setahuku disini tak ada pelajaran agama seperti kita di sekolah dasar dahulu... karena memang ini negara sekuler. kita yang punya agama justru sering tidak mengamalkan nilai nilai kebaikan tersebut. sungguh ironis bukan..?
Berbuat baik hanya ketika dilihat orang , mungkin karena punya tendensi tertentu yaitu kebaikan demi sebuah kepentingan pribadi... atau kita berbuat baik dengan kesadaran bahwa ini adalah bagian dari perintah-Nya,
Jadi sudahkah kita menjadi orang baik, berakhlak mulia seperti junjungan kita Nabi Muhammad SAW contoh diatas hanya sebagian kecil dari apa yang dicontohkan oleh Rosulullooh SAW kita memang tidak mungkin menyamai akhlak Beliau Rosulullooh SAW tapi paling tidak dari hal hal yang sepele ini kita harus memulainya...tentu dengan niat semata mata menjalankan perintah Allah SWT...
semoga bisa..!

3 Agustus 2008

Karuniakan Rahmat Mu wahai Robbiy...

Di zaman Bani Israil, ada cerita tentang seseorang yang sejak kecil hingga akhir hidupnya, selalu dipenuhi dengan ibadah, waktunya tidak ada yang terbuang percuma, ia berkhalwat menjauhkan diri dari keramaian dunia semata mata untuk beribadah, maka bisa dibayangkan betapa banyak pahala yang dia peroleh.
Ketika dia wafat, Allahpun memasukkannya ke Surga dengan rahmat-Nya. Setelah si Fulan ini tahu bahwa ia masuk surga bukan karena amalnya tetapi karena rahmat Allah semata, diapun “protes” kepada Allah. “Ya Allah, mengapa saya masuk surga karena rahmat-Mu, kenapa bukan karena amal saya. Bukankah saya telah menghabiskan umur hanya untuk beribadah dan seharusnya saya masuk surga karena pahala-pahala yang saya peroleh dari amal-amal saya ? Allah berfirman, “Rupanya kamu tidak puas dengan apa yang telah Aku berikan kepadamu ? Baiklah, sekarang Aku akan hitung amal-amal ibadah yang telah kamu lakukan. Memang pahala yang kamu peroleh sangat besar bahkan lebih besar dari gunung, tetapi ada beberapa kewajiban yang belum kamu laksanakan diantaranya mensyukuri segala nikmat-nikmat-Ku. Pertama mulai kuhitung dari mata. Bukankah dengan rahmat-Ku berupa mata kamu bisa melihat dan membaca sehingga kamu memperoleh ilmu yang bisa kamu gunakan untuk ibadah. Dengan mata pula kamu bisa melihat-lihat kebesaran-Ku sehingga kamu memuji-Ku yang menyebabkan kamu mendapat limpahan pahala dari-Ku. Sekarang seberapa syukurmu atas nikmat-Ku yang berupa mata tadi. Bukankah pahala ibadahmu yang melebihi gunung tadi belum sebanding dengan nikmat yang Kuberikan ?,meski itu baru ditimbang hanya dengan nikmat mata saja ?, belum yang lain. Jika tumpuanmu ke surga-Ku adalah hanya amalmu, bukankah neraka lebih pantas menjadi tempatmu ? Orang itu kemudian memohon ampun kepada Allah seraya mengakui bahwa dia masuk surga hakekatnya adalah karena rahmat Allah Swt. semata, walaupun secara syariat adalah karena amal ibadah yang dilakukan dan dosa-dosa yang ditinggalkan.
Sebagaimana sabda Rasulallah Saw, dari Abi Hurairoh Ra berkata, Rasulallah Saw bersada, “Saling mendekatlah kalian kepada Allah Swt dan berjalanlah dengan lurus dan ketahuilah bahwa tidak ada seorangpun diantara kamu sekalian yang selamat karena amalnya. Para sahabat bertanya “Tidak juga tuan, ya Rasulallah ? Rasululah Saw. menjawab, “Tidak juga saya, kecuali jika Allah Swt melimpahkan rahmat dan karunianya”. (HR. Muslim) Alhamdulillahi Rabbil Alamin adalah sebuah kata pujian yang memang pada hakikatnya hanya pantas untuk Allah semata. Walaupun secara syariat pujian itu terbagi menjadi empat bagian :
1- Allah memuji dzatnya sendiri seperti Subhanallah, Maha suci Allah. Karena memang Allahlah Dzat yang Maha Suci, sehingga Dia punya hak untuk dipuji dan memuji Dzatnya sendiri.
2- Pujian Allah kepada mahkluk seperti Allah memuji Rasulallah Saw. pada hakikatnya tetap Allah yang memiliki pujian tersebut karena Allahlah yang menciptakan dan menjadikan Rasulallah Saw. pantas dipuji.
3- Pujian Makhluk Kepada Allah, seperti seseorang yang mengucapkan Allahu Akbar, Allah Maha Besar. Karena memang semuanya selain Allah pada hakekatnya adalah kecil.
4- Pujian Mahkluk kepada makhluk lainnya. Seperti kita memuji teman yang rajin beribadah, dan berahlaqul karimah, pada hakekatnya kita memuji Allah, karena dia beribadah dan berakhalaqul karimah adalah karena rahmat Allah semata.
Oleh sebab itu sangatlah pantas apabila dalam mencari kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan akherat tidak semata bergantung pada amal ibadah yang dilakukan melainkan bergantung pada rahmat Allah. Keterangan ini bukan bermaksud membuat seseorang pesimis atas amal-amalnya sehingga malas melakukan ibadah, akan tetapi justru mengajak manusia agar sadar bahwa sesungguhnya di dalam beramal haruslah ridlo dan ikhlas dengan mengharap rahmat Allah. Karena Ridlo dari Allah adalah segala-galanya. Semoga bermanfa’at amin (H. Jakfar Al Musawa)

30 April 2008

Tawadhu'

Sungguh betapa Rasulullah SAW adalah suri tauladan yang paling baik, salah salah satu sifat beliau adalah selalu rendah hati terhadap siapapun baik para sahabat maupun musuh musuh beliau sendiri. Ketawadhu'an Rasulullah SAW ini membuat beliau disegani baik oleh kawan maupun lawan.

"Tiada satu pun karunia yang diperoleh seseorang yang bersikap tawadhu kepada Allah, kecuali Allah meninggikan derajatnya." (HR Muslim).

Hadis di atas menjamin ganjaran yang bakal diterima seseorang jika tawadhu. Menghilangkan kesombongan, tinggi hati, merasa hebat, dan segudang penyakit hati lainnya. Rasulullah SAW bersabda, "Tidak masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan walaupun seberat biji sawi." (HR Abu Dawud).

Manusia diciptakan untuk beribadah kepada-Nya. Pemahaman yang benar terhadap hal tersebut seharusnya tidak melahirkan orang kaya yang merasa lebih hebat dibanding lainnya. Pejabat merasa lebih terhormat ketimbang rakyat biasa, kiai merasa lebih benar daripada santrinya, atau generasi tua merasa lebih tahu ketimbang yang muda.

Hadis di atas seharusnya cukup membuat kita sadar dan takut. Shalat, puasa, zakat, haji, dan segudang amal saleh lainnya tidak menjamin kita masuk surga jika di dalam hati kita masih ada setitik kesombongan.

Bahkan, pejabat setingkat presiden pun tidak berhak sombong. Hal ini dikisahkan dalam hadis riwayat Ibnu Majah. Diceritakan seseorang yang gemetar ketakutan ketika menemui Rasulullah yang dipersepsikan sebagai raja diraja. Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh hina engkau.

Sesungguhnya, aku bukanlah seorang raja. Aku hanyalah anak seorang wanita yang memakan dendeng di Makkah." Subhanallah, betapa agungnya ketawadhuan Nabi SAW. Muhammad bin Abdullah yang seorang Nabi, kepala negara, kepala pemerintahan, raja, panglima militer, pengusaha sukses, pendidik, dan manusia yang dijamin masuk surga tidak membuatnya sombong sedikit pun.

Ketawadhuan beliaulah yang patut diteladani, diikuti, dan ditiru. Seperti telah disebut dalam Alquran surat Alahzab ayat 21, "Sesungguhnya, telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang berharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah."

Marilah membuang jauh-jauh kesombongan dalam menjalani hidup yang singkat ini, seberapa pun hebatnya kita. Karena, sesungguhnya kekayaan, jabatan, ilmu, tubuh yang sempurna, wajah cantik, kecerdasan, dan bahkan anak istri kita adalah milik Allah yang dititipkan pada kita.

Sesungguhnya, orang yang berlaku tawadhu zaman sekarang ini sangatlah sedikit. Apakah kita termasuk di antara mereka? semoga...

29 Maret 2008

true love

Seorang bijak berkata kepadaku, “Anakku, mari kita bicara tentang cinta. Cinta apa yang kau miliki?” Merasa diri ini memang belum paham apa makna cinta yang sebenarnya, maka aku dengarkan baik-baik setiap wisdom yang menyemburat seperti cahaya.

Anakku, kamu harus membuka hatimu lebar-lebar agar bisa menangkap esensi cinta yang akan aku sampaikan. Simpan pertanyaanmu nanti, karena setiap pertanyaan itu terlahir dari akal. Seperti langit, akal melayang tinggi di atas bumi tempatmu berpijak. Dan kau pun akan jauh dari hati pijakanmu, satu-satunya titik yang mampu menangkap esensi cinta.

Lihat batang bunga mawar itu. Dia punya potensi untuk mempersembahkan bunga merah dan harum yang semerbak. Namun jika batang itu tak pernah ditanam, tak akan pernah mawar itu menghiasi kebunmu. Maka, hanya dengan membuka diri untuk tumbuhnya akar dan daun lah, batang mawar itu akan melahirkan bunga mawar yang harum. Demikian juga dengan hatimu, anakku. Kau harus membukanya, agar potensi cinta yang terkandung di dalamnya bisa merekah, lalu menyinari dunia sekitarmu dengan kedamaian.

Anakku, begitu sering kau bicara cinta. Cinta kepada istri, cinta kepada anak, cinta kepada agama, cinta kepada bangsa, cinta kepada filosofi, cinta kepada rumah, cinta kepada kebenaran, cinta kepada Tuhan… Apakah isi atau esensi dari cintamu itu? Kau bilang itu cinta suci, cinta sejati, cinta yang keluar dari lubuk hati yang paling dalam, cinta sepenuh hati, cinta pertama, … Apakah benar begitu, anakku?

***

Mungkin di kampung kau punya seekor kuda. Begitu sayangnya kau pada kuda itu. Setiap hari kau beri makan, minum, kau rawat bulunya, kau bersihkan, kau ajak jalan-jalan. Seolah kuda itu telah menjadi bagian dari hidupmu, seperti saudaramu. Kau mencintai kuda itu sepenuh hati. Namun, suatu ketika datang orang yang ingin membelinya dengan harga yang fantastis. Hatimu goyah, dan kau pun menjualnya. Cintamu tidak sepenuh hati, karena kau rela menjual cinta. Kau mencintai kuda, karena kegagahannya membuatmu bangga dan selalu senang ketika menungganginya. Namun, ketika datang harta yang lebih memberikan kesenangan, kau berpaling. Kau cinta karena kau mengharapkan sesuatu dari yang kau cintai. Kau cinta kudamu, karena mengharapkan kegagahan. Cintamu berpaling kepada harta, karena kau mengharapkan kekayaan. Ketika keadaan berubah, berubah pula cintamu.

Kau sudah punya istri. Begitu besar cintamu kepadanya. Bahkan kau bilang, dia adalah pasangan sayapmu. Tak mampu kau terbang jika pasangan sayapmu sakit. Cintamu cinta sejati, sehidup semati. Namun, ketika kekasihmu sedang tak enak hati yang keseratus kali, kau enggan menghiburnya, kau biarkan dia dengan nestapanya karena sudah biasa. Ketika dia sakit yang ke lima puluh kali, perhatianmu pun berkurang, tidak seperti ketika pertama kali kau bersamanya. Ketika dia berbuat salah yang ke sepuluh kali, kau pun menjadi mudah marah dan kesal. Tidak seperti pertama kali kau melihatnya, kau begitu pemaaf. Dan kelak ketika dia sudah keriput kulitnya, akan kan kau cari pengganti dengan alasan dia tak mampu mendukung perjuanganmu lagi? Kalau begitu, maka cintamu cinta berpengharapan. Kau mencintainya, karena dia memberi kebahagiaan kepadamu. Kau mencintainya, karena dia mampu mendukungmu. Ketika semua berubah, berubah pula cintamu.

Kau punya sahabat. Begitu sayangnya kau kepadanya. Sejak kecil kau bermain bersamanya, dan hingga dewasa kau dan dia masih saling membantu, melebihi saudara. Kau pun menyatakan bahwa dia sahabat sejatimu. Begitu besar sayangmu kepadanya, tak bisa digantikan oleh harta. Namun suatu ketika dia mengambil jalan hidup yang berbeda dengan keyakinanmu. Setengah mati kau berusaha menahannya. Namun dia terus melangkah, karena dia yakin itulah jalannya. Akhirnya, bekal keyakinan dan imanmu menyatakan bahwa dia bukan sahabatmu, bukan saudaramu lagi. Dan perjalanan kalian sampai di situ. Kau mencintainya, karena dia mencintaimu, sejalan denganmu. Kau mendukungnya, mendoakannya, membelanya, mengunjunginya, karena dia seiman denganmu. Namun ketika dia berubah keyakinan, hilang sudah cintamu. Cintamu telah berubah.

Kau memegang teguh agamamu. Begitu besar cintamu kepada jalanmu. Kau beri makan fakir miskin, kau tolong anak yatim, tak pernah kau tinggalkan ibadahmu, dengan harapan kelak kau bisa bertemu Tuhanmu. Namun, suatu ketika orang lain menghina nabimu, dan kau pun marah dan membakar tanpa ampun. Apakah kau lupa bahwa jalanmu mengajak untuk mengutamakan cinta dan maaf? Dan jangankan orang lain yang menghina agamamu, saudaramu yang berbeda pemahaman saja engkau kafirkan, engkau jauhi, dan engkau halalkan darahnya. Bukankah Tuhanmu saja tetap cinta kepada makhlukNya yang seperti ini, meskipun mereka bersujud atau menghinaNya? Kau cinta kepada agamamu, tapi kau persepsikan cinta yang diajarkan oleh Tuhanmu dengan caramu sendiri.

Anakku, selama kau begitu kuat terikat kepada sesuatu dan memfokuskan cintamu pada sesuatu itu, selama itu pula kau tidak akan menemukan True Love. Cintamu adalah Selfish Love, cinta yang mengharapkan, cinta karena menguntungkanmu. Cinta yang akan luntur ketika sesuatu yang kau cintai itu berubah. Dengan cinta seperti ini kau ibaratnya sedang mengaspal jalan. Kau tebarkan pasir di atas sebuah jalan untuk meninggikannya. Lalu kau keraskan dan kau lapisi atasnya dengan aspal. Pada awalnya tampak bagus, kuat, dan nyaman dilewati. Setiap hari kendaraan lewat di atasnya. Dan musim pun berubah, ketika hujan turun dengan derasnya, dan truk-truk besar melintasinya. Lapisannya mengelupas, dan lama-lama tampak lah lobang di atas jalan itu. Cinta yang bukan True Love, adalah cinta yang seperti ini, yang akan berubah ketika sesuatu yang kau cintai itu berubah. Kau harus memahami hal ini, anakku.

***

Sekarang lihatlah, bagaimana Tuhanmu memberikan cintaNya. Dia mencintai setiap yang hidup, dengan cinta (rahman) yang sama, tidak membeda-bedakan. Manusia yang menyembahNya dan manusia yang menghinNya, semua diberiNya kehidupan. KekuasaanNya ada di setiap yang hidup. Dia tidak meninggalkan makhlukNya, hanya karena si makhluk tidak lagi percaya kepadanya. Jika Dia hanya mencintai mereka yang menyembahNya saja, maka Dia namanya pilih kasih, Dia memberi cinta yang berharap, mencintai karena disembah. Dia tidak begitu, dia tetap mencintai setiap ciptaanNya. Itulah True Love. Cinta yang tak pernah berubah, walau yang dicintai berubah. Itulah cinta kepunyaan Tuhan. Anakku, kau harus menyematkan cinta sejati ini dalam dirimu. Tanam bibitnya, pupuk agar subur, dan tebarkan bunga dan buahnya ke alam di sekitarmu.

Dan kau perlu tahu, anakku. Selama kau memfokuskan cintamu pada yang kau cintai, maka selama itu pula kau tak akan pernah bisa memiliki cinta sejati, True Love. Cinta sejati hanya kau rasakan, ketika kau melihat Dia dalam titik pusat setiap yang kau cintai. Ketika kau mencintai istrimu, bukan kecantikan dan kebaikan istrimu itu yang kau lihat, tapi yang kau lihat “Oh my God! Ini ciptaanMu, sungguh cantiknya. Ini kebaikanMu yang kau sematkan dalam dirinya.” Ketika kau lihat saudaramu entah yang sejalan maupun yang berseberangan, kau lihat pancaran CahayaNya dalam diri mereka, yang tersembunyi dalam misteri jiwanya. Kau harus bisa melihat Dia, dalam setiap yang kau cintai, setiap yang kau lihat. Ketika kau melihat makanan, kau bilang “Ya Allah, ini makanan dariMu. Sungguh luar biasa!” Ketika kau melihat seekor kucing yang buruk rupa, kau melihat kehidupanNya yang mewujud dalam diri kucing itu. Ketika kau mengikuti sebuah ajaran, kau lihat Dia yang berada dibalik ajaran itu, bukan ajaran itu yang berubah jadi berhalamu. Ketika kau melihat keyakinan lain, kau lihat Dia yang menciptakan keyakinan itu, dengan segala rahasia dan maksud yang kau belum mengerti.

Ketika kau bisa melihat Dia, kemanapun wajahmu memandang, saat itulah kau akan memancarkan cinta sejati kepada alam semesta. Cintamu tidak terikat dan terfokus pada yang kau pegang. Cintamu tak tertipu oleh baju filosofi, agama, istri, dan harta benda yang kau cintai. Cintamu langsung melihat titik pusat dari segala filosofi, agama, istri, dan harta benda, dimana Dia berada di titik pusat itu. Cintamu langsung melihat Dia.

Dan hanya Dia yang bisa memandang Dia. Kau harus memahami ini, anakku. Maka, dalam dirimu hanya ada Dia, hanya ada pancaran cahayaNya. Dirimu harus seperti bunga mawar yang merekah. Karena hanya saat mawar merekah lah akan tampak kehindahan di dalamnya, dan tersebar bau wangi ke sekitarnya. Mawar yang tertutup, yang masih kuncup, ibarat cahaya yang masih tertutup oleh lapisan-lapisan jiwa. Apalagi mawar yang masih berupa batang, semakin jauh dari terpancarnya cahaya. Bukalah hatimu, mekarkan mawarmu.

Anakku, hanya jiwa yang telah berserah diri saja lah yang akan memancarkan cahayaNya. Sedangkan jiwa yang masih terlalu erat memegang segala yang dicintainya, akan menutup cahaya itu dengan berhala filosofi, agama, istri, dan harta benda. Lihat kembali, anakku, akan pengakuanmu bahwa kau telah berserah diri. Lihat baik-baik, teliti dengan seksama, apakah pengakuan itu hanya pengakuan sepihak darimu? Apakah Dia membernarkan pengakuanmu? Ketika kau bilang “Allahu Akbar,” apakah kau benar-benar sudah bisa melihat keakbaran Dia dalam setiap yang kau lihat? Jika kau masih erat mencintai berhala-berhalamu, maka sesungguhnya jalanmu menuju keberserahdirian masih panjang. Jalanmu menuju keber-Islam-an masih di depan. Kau masih harus membuka kebun bunga mawar yang terkunci rapat dalam hatimu. Dan hanya Dia-lah yang memegang kunci kebun itu. Mintalah kepadaNya untuk membukanya. Lalu, masuklah ke dalam taman mawarmu. Bersihkan rumput-rumput liar di sana, gemburkan tanah, sirami batang mawar, halau jauh-jauh ulat yang memakan daunnya. Kemudian, bersabarlah, bersyukurlah, dan bertawakkallah. InsyaAllah, suatu saat, jika kau melakukan ini semua, mawar itu akan berbunga, lalu merekah menyebarkan bau harum ke penjuru istana.

Semoga Allah membimbingmu, anakku.

***

Terimakasih, Bawa. Sungguh aku sampai tak melihatmu. Kulihat Dia yang tengah berbicara kepadaku.

Ya Allah anugerahi hamba hidayah Mu

Seorang Bijak berkata:

“Anakku, jika kau ingin membuat perubahan dalam hidupmu, mulailah dari dirimu sendiri. Bukan orangtuamu, bukan temanmu, bukan pula sahabatmu. Semua perubahan dimulai dari dirimu sendiri. Dari dalam ke luar, bukan dari luar ke dalam.

Anakku, ketika aku masih kecil dan bebas, dan imajinasiku tidak ada batasnya, aku mengimpikan untuk mengubah dunia;

Ketika aku semakin dewasa dan semakin bijaksana, aku sadar bahwa dunia tak mungkin diubah.

Dan aku putuskan untuk mengurangi impianku sedikit dan hanya mengubah negeriku. Tetapi itupun tampaknya tidak mungkin.

Ketika aku memasuki usia senja, dalam suatu upaya terakhir, aku berusaha mengubah keluargaku sendiri, mereka yang paling dekat denganku, tetapi sayang, mereka tidak menggubrisku.

Dan sekarang tatkala ajalku mendekat, aku sadar bahwa kalau saja aku mengubah diriku terlebih dahulu, lalu dengan teladan mungkin aku bisa mempengaruhi keluargaku, dan dengan dorongan serta dukungan mereka mungkin aku bisa membuat negeriku menjadi lebih baik, dan siapa tahu, mungkin aku bisa mengubah dunia.

Ingat anakku,
Bukan dari luar ke dalam, tapi dari dalam ke luar!

20 Februari 2008

sungguh Ya Allah ampuni dosa hamba

wasiat imam ali ra

Ketahuilah, wahai anakku, bahwa Tuhan yang ditangan-Nya terdapat perbendaharaan langit dan bumi telah mengizinkanmu untuk berdo'a dan meminta kepada-Nya, dan menjamin untuk mengabulkannya."

"Dia menyuruhmu memohon karunia-Nya agar dianugerahkan belas kasih-Nya agar ditumpahkan atasmu. Dia tidak menjadikan suatu penghalang pun yang mencegah seruanmu mencapai-Nya; tidak perlu seorang perantara pun bagimu dihadapan-Nya. Jika engkau melanggar janji dan sumpahmu dan mulai lagi melakukan hal-hal yang telah kau mohonkan ampun atas-Nya, Dia tidak bersegera menghukummu, tidak pula Dia menolakmu dari karunia dan anugerah-Nya dengan seketika; jika engkau sekali lagi memohonkan ampunan-Nya, Dia tidak mempermalukanmu dan tidak pula menghianatimu., walaupun engkau sepenuhnya patut menerimanya, tetapi Dia tetap menerima taubat dan mengampunimu. Dia tidak mengungkit-ngungkit kesalahanmu, dan tidak pula diputuskan harapanmu dari rahmat-Nya. Bahkan Dia menjadikan taubatmu (berhenti dari perbuatan dosa) menjadi amal kebajikan (hasanat). Tuhanmu yang Maha Pengasih telah menetapkan satu ganjaran bagi setiap amal keburukan dan membalas amal kebaikan dengan sepuluh kali lipat. Dia membiarkan pintu taubat dan ampunan-Nya senantiasa terbuka bagimu. Dia mendengar ketika engkau menyeru-Nya ataupun berbisik kepada-Nya. Dia mengabulkan do'amu ketika engkau memohon kepada-Nya."

“Ketahuilah, anakku, bahwa engkau diciptakan untuk akhirat bukan untuk dunia ini. Engkau dilahirkan untuk mati dan tidak untuk hidup selama-lamanya. Keberadaanmu didunia hanyalah untuk sementara. Engkau hidup ditempat yang penuh kehancuran. Tempat dimana engkau sibuk bersiap dan berbekal untuk akhirat. Engkau berada diatas jalan (menuju akhirat). Kematian mengikutimu. Engkau tak dapat melarikan diri darinya… “

3 Februari 2008

Ya Allah jadikan aku orang yang dermawan....

Perasaan selalu ingin memiliki sesuatu yang lebih, tamak serta ambisi dalam hal-hal yang berbau duniawi memang sudah menjadi sifat dan tabiat manusia. Sehingga akan memerlukan penanganan yang ekstra untuk bisa mengendalikan dua watak tersebut. Siapapun orangnya pasti memiliki keduanya. Namun kadar dan efek yang ditimbulkan pasti akan sangat bervariasi
tergantung kemampuan orang tersebut dalam mengendalikan dan meredam keganasan dua virus yang bisa mematikan jiwa tersebutAkibat dari yang ditimbulkan oleh keduannya sangatlah fatal dan dahsyat. Kemampuannya yang bisa menjadi mesin penghancur tatanan kehidupan manusia di dunia dan akherat sangat menakutkan sekali. Dari sinilah
Imam Ghozali kemudian memberikan resep terapi kepada kita agar bisa memproteksi atau minimal mengontrol keduanya agar tidak bisa berkembang
biak di dalam kehidupan ini.

Untuk melawan kedua virus ini sebenarnya manusia cukup mempunyai satu penangkal yang pasti sangat manjur dan mujarab yaitu qona誕h (neriman) serta percaya diri sepenuhnya kepada Alloh bahwa semua rizki mahluq hidup dimuka bumi ini sudah diatur oleh-Nya. Namun untuk mendapatkan obat itu manusiadiharuskan melakukan beberapa hal. Setidaknya ada tiga jalur yang harus ditempuh agar bisa menghindari atau mengkarantina penyakit hati ini.

Yaitu : kesabaran (as-shobru), pengatahuan (al-ilmu) dan pengamalan (al-疎mal). Dalam merealisasikan ketiga hal diatas ada lima jalanyang harus dilalui manusia.

Pertama :

Selalu bersikap ekonomis dan bijak dalam segala penggunaan harta yang dimiliki. Setiap orang yang ingin
memiliki keagungan qona誕h maka hal pertama yang harus dilakukan adalah sebisa mungkin menekan pembelanjaan duniawinya dan menggunakan hartanya hanya untuk keperluan yang pasti dan sangat dibutuhkannya. Artinya ketika dia hanya hidup sendirian (tidak punya tanggungan keluarga) dan sudah merasa cukup dengan satu potong baju saja, maka dia tidak perlu mempunyai dua potong baju atau lebih. Dan bila sudah berkeluarga maka
keluarganya juga hanya diberi sebatas apa yang dibutuhkan saja. Tidak lebih. Karena manusia yang terlalu royal dan boros dalam pembelanjaan harta dia akan sangat sulit memiliki perasaan qona誕h. Dan untuk menghindari itu manusia harus selalu melakukan perhitungan dan
perencanaan yang matang setiap kali akan melakukan penggunaan harta. Sebagaimana yang telah dianjurkan oleh Rosululloh agar umatnya selalu melakukan pengaturan dalam pengeluaran sampai-sampai beliau mengibaratkan bahwa 鄭t Tadbiru nifsul ma段syah・(perencanaan
belanja adalah separuh dari kehidupan).

Kedua :

ketika di suatu saat manusia dalam kondisi yang berkecukupan dan memiliki kelonggaran ma段syah dia tidak perlu merasa bingung untuk
memikirkan kebutuhannya di hari selanjutnya serta tidak perlu banyak berhayal untuk kehidupannya di hari yang akan datang. Dia harus tetap dan selalu memiliki keyakinan dan kepercayaan bahwa untuk hari esok Alloh telah mempersiapkan rizkinya. Sehingga harta yang dia miliki akan selaludibelanjakan dijalan Alloh tanpa merasa takut miskin di hari berikutnya. Dalam lubuk hatinya terancap keyakinan bahwa Alloh yang menjadikan mahluq di muka bumi ini, maka Dialah yang bertanggung jawab akan kelangsungan hidupnya (rizqinya). Orang yang memiliki kegemaran memupuk kekayaannya pada hakekatnya mereka itu tidak percaya akan janji Alloh atas rizkinya setiap saat. Dan dalam hatinya sudah diracuni syetan dengan perasaan takut miskin dikemudian hari. Sehingga dia akan terjangkiti sifat ambisi menumpuk hartanya dengan dalih untuk persiapan hari esok tanpa mau menggunakannya dijalan Alloh.


Ketiga :

manusia harus mengetahui kalau qona誕h akan selalu memberikan kemulyaan baginya sedangkan tamak dan ambisi akan selalu menyeret dirinya masuk kedalam lembah kehinaan dan derita kepayahan. Bila manusia telah menyadari akan hal tersebut dia akan selalu termotivasi untuk selalu bersifat qona誕h. Manusia yang telah banyak diliputi perasaan tamak dan ambisi mereka akan tidak bisa melepaskan diri dari pergaulan dengan masyarakat sekitarnya. Hal inilah yang kemudian menjadikan posisi manusia tersebut akan sulit atau bahkan tidak mungkin mejalankan misi Alloh yaitu mengajak umat manusia ke jalan kebajikan. Karena orang sudah memiliki ikatan kebutuhan kepada orang lain cenderung memiliki sifat
mudahanah (tidak memiliki kecemburuan agama dan rela melihat orang lain melakukan kedurhakaan). Sebaliknya orang yang mempunyai sifat qona誕h akan merasa selalu merdeka dan jauh dari intervensi orang lain atas kehidupannya.

Keempat :

Banyak melakukan kajian dan telaah atas kejadian-kejadian orang-orang terdahulu kemudian membanding satu dengan yang lainnya. Yakni kembali membuka perjalanan sejarah bagaimana kehidupan orang-orang Yahudi dan Nashroni yang memiliki hobi berfoya-foya dan menghamburkan harta bendanya dan berakhir dengan adzab dari Alloh dan juga mengangan-angan bagaimana kehidupan para Nabi, Waliyulloh, Khulafa置r Rosyidin serta para sahabat Nabi yang serba terbatas dan banyak merasakan kesusahan guna menjauhkan diri dari kotoran dunia namun akhirnya semua berbuah kebahagiaan yang tidak terbatas. Dari kedua sisi kehidupan tersebut kemudian manusia harus memilih antara yang berujung kesengsaraan atau kebahagian.

Dengan mempelajari kembali kisah-kisah mereka maka manusia tidak akan lagi merasakan qona誕h sebagai pekerjaan yang hanya menawarkan kesengasaraan saja. Dan dalam hatinya akan tertanam kesimpulan bahwa berlebih-lebihan dalam urusan perut itu tidak jauh beda dengan
seekor keledai, terlalu larut dalam urusan wanita berarti tidak lebih baik dari pada seekor babi (celeng), dan jor-joran dalam berpakaian dan perhiasan sama halnya ia telah banyak meniru kelakuan orang Yahudi dan Nashroni sedangkan menerima dan ikhlas dengan apa adanya maka selayaknya ia disejajarkan dengan kedudukan para Nabi dan Wali.

Kelima :

Betul-betul memahami bahwa dalam memupuk harta benda akan bisa berakibat memiliki rasa kekhawatiran yang sangat berlebihan padahal sebenarnya tidak perlu dialaminya. Karena sudah bukan hal yang rahasia kalau seseorang yang banyak memiliki harta maka ia akan banyak mempunyai perasaan khawatir akan kehilangan, dirampok, terkena musibah seperti banjir, kebakaran dan sebagainya. Bahkan yang sangat mengerikan adalah hartanya tersebut bisa menjadi tirai penghalang untuk mereguk kenikmatan di sorga. Dan kalaupun ia bisa menggunakan hartanya dijalan Alloh maka untuk masuk sorga kelak dia harus berada di antrean paling akhir. Tak tanggung-tanggung di padang mahsyar nanti dia harus menanti indahnya
sorga sampai 500 tahun dari para orang-orang yang tak punya harta benda.
Agama Islam telah menggariskan konsep agar kita tidak terlalu terbuai memperbanyak harta sebagaimana yang pernah dipesankan oleh Rosululloh kepada shohabat Abu Dzarrin bahwa dalam urusan dunia jangan sekali-kali dia melihat orang yang berada di atasnya.
Karena sudah menjadi kebiasaan manusia kalau dia melihat orang lain memiliki banyak kelebihan materi dia selalu ingin lebih dari dia. Maka langkah aman untuk menghilangkan hal itu adalah untuk urusan akherat (ibadah) kita harus melihat orang yang ada diatas kita. Sebaliknya untuk masalah dunia kita harus melihat orang lain dibawah kita.

Yang tak kalah pentingnya adalah kita harus selalu mengingat-ingat apa yang sering diwasiatkan para ulama・dahulu. Disaat dunia (harta benda) mengucilkan kita maka kita harus selalu melindungi diri dengan sifat qona誕h (neriman) dan menekan sekutanya
perasaan keinginan yang menggebu-gebu untuk mendapatkan harta (ambisi). Namun ketika dunia memihak kepada kita maka kita harus selalu mengedepankan kebutuhan orang lain, selalu bersikap dermawan dan berbuat kebajikan serta menjauhi perasaan bakhil dan tertutup untuk orang lain yang membutuhkan. Karena apa yang digariskan oleh Alloh atas kita terkadang tidak sejalan dengan apa yang kita inginkan. Tidak sedikit orang yang sangat berambisi memperoleh kekayaan materi tetapi ternyata Alloh malah tidak mempercayai dirinya untuk dititipi harta benda. Sehingg ketika orang tersebut tidak memiliki perisai pelindung (qona誕h) maka tidaklah hal yang mustahil dia akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang dicita-citakannya. Kita tentunya tidak ingin seperti Abu Tsa値ab yang terlalu 僧emaksa・Rosululloh supaya dido誕kan menjadi orang yang kaya agar dirinya bisa lebih memperbenyak ibadah dengan harta yang akan didapatkannya. Tetapi kenyataannya ia ternyata tidak mampu menguasai diri sehingga hartanya tidak bisa menjadikan dia sebagai rang yang mulya di sisi Alloh.

Ketika kita ditakdirkan oleh Alloh menjadi orang yang kaya maka kita harus selalu memelihara sifat dermawan. Karena inilah satu-satunya sifat jaminan yang bisa menjadikan Alloh akan selalu
mempercayai kita untuk memiliki harta benda. Kita tentu tidak sedikit mendengar cerita bagaimana Alloh membuktikan ancaman tersebut terhadap orang berharta yang berlaku kikir. Tidak hanya hartanya saja yang ditarik dari dirinya. Dia juga diseret menuju adzab yang maha pedih dan dahsyat.

Disamping sebagai garansi atas kelanggengan nikmat harta yang telah dianugerahkan sifat dermawan juga bisa menjadi pelindung keberlanjutan agama Islam di muka bumi ini. Seperti halnya yang pernah didawuhkan oleh malaikat Jibril menyampaikan pesan Alloh Swt. kepada Nabi Besar Muhammad Saw. bahwa 的slam ini adalah agama yang aku ridloi. Dan tidak akan pernah ada yang bisa menjaga dan memperbaikinya kecuali hanya sifat dermawan dan berperiku baik (akhlaqul asanah). Maka mulyakanlah Islam ini dengan keduanya sekuat tenaga kamu・ Dapat kita bayangkan betapa agung dan pentingnya kedua sifat ini sampai-sampai dijadikan oleh Alloh sebagai penjamin keberlangsungan agama Islam dan kita diperintahkan mengerahkan segenap tenaga dan kemampuan untuk menjaga dan selalu memilikinya.

Sebenarnya kedermawanan tidak hanya sebatas untuk itu saja (pelindung agama). Jikalau kita ingin negara kita selalu baik dan aman sejahtera maka kedua sifat ini harus terus diupayakan supaya dimiliki semua lapisan masyarakat terlebih mereka yang berharta. Karena keduanya juga merupakan salah satu dari lima pilar vital lain yang menjadi syarat menciptakan negara yang baldatun thoyyibatun warobbun ghofur.
Antara lainnya adalah ilmul ulama・(keilmuan kaum alim), 疎dlul umaro・(keadilan aparatur pemerintah), sakho置l
aghniya・(kedermawanan konglemerat), du誕ul fuqoro・(do誕 rakyat melarat). Di saat kaum alim tidak mau aktif dengan ilmunya maka masyarakat akan semena-mena. Aparat pemerintah akan bertindak seenaknya dan ogah-ogahan untuk menegakkan kebenaran dan keadilan.
Para konglomerat akan memanfaatkan kelebihan hartanya untuk membeli semua apa yang dapat dibeli termasuk kebenaran dan keadilan tanpa mau perduli akan hak-hak si miskin. Rakyat melarat yang tidak tahan akan kehidupannya dan merasa tidak diperhatikan oleh pemerintah dan orang-orang kaya pun akan mengahalalkan segala cara demi menyambung hidupnya. Maka ketika berbagai keadaan ini terakumulasi dari mana bisa mendirikan negara impian yang tentrem, ayem, gemah ripa loh jinawi?. Dan kalau negara sudah tidak beraturan apa mungkin bisa agama dijalankan dalam kehidupan sehari-hari?.

Kalau kebetulan kita mempunyai harta pada hakekatnya itu bukan dan belum menjadi milik kita seutuhnya selama belum dinafaqohkan (dibelanjakan) kepada kebaikan.
Karena harta yang ada pada kita berapapun banyaknya pasti akan pergi dari kita. Dan bagi kita yang telah dipercaya Alloh dengan amanat hartakita harus memilih apakah harta yang akan mengendalikan kita, atau kita yang akan memegang kendali harta benda. Harta akan mengendalikan kita kalau kita tidak bisa berlaku proporsional terhadapnya. Dan di akherat kelak harta akan menjadi beban yang teramat berat bagi kita. Dan sebaliknya kita akan bisa menjadikan harta kita sebagai tameng dari siksa Alloh di neraka kalau semasa didunia kita bisa menjinakkan dan mengendalikannya untuk kita arahkan menuju jalan yang diridloi Alloh subhanahu wata誕la. (454)

27 Januari 2008

Yaa..Allah tetapkan hatiku atas agama-Mu

Sungguh hidup ini senantiasa berada dalam pergiliran. Tidak semua hal dalam keadaan statis tanpa gerak. Perhatikan saja gugusan awan di langit. Pasti hari ini, kemarin juga besok akan berbeda. Cuaca pun juga begitu. Tidak selamanya panas terik mentari akan menyengat kulit lembut kita. Terkadang hujan turun dengan lebat membasahi bumi.

Dalam masalah keimananpun terkadang manusia mengalami suasana pasang juga surut. Terkadang mampu istiqomah dalam ibadah pada satu waktu, namun hanyut dalam lalai pada kesempatan yang lain. Sesungguhnya hati manusia bagaikan mentari. Terkadang sinarnya terang tanpa sekat menyinari bumi. Terkadang pula tak sempurna sinarnya karena terselimuti oleh awan gelap yang melintas.

Allah SWT-lah yang maha menggenggam setiap hati dari hamba-hamba-Nya. Dia-lah yang berkuasa membolak-balikkan hati manusia. Kita hanyalah manusia yang dho’if (lemah). Terkadang mudah terbawa suasana dan goyah pendirian. Terkadang tidak berpuas diri dengan apa yang ada dihadapan dan masih saja menoleh milik orang lain.

Sudah saatnya kita senantiasa menyadari, bahwa kita adalah makhluk Allah SWT yang harus ridho dengan segala ketentuan yang menghampiri. Kesombongan bukanlah pakaian kita. Dan sungguh, tiada daya upaya selain atas izin Allah SWT. Terkadang, sesuatu yang tidak kita harapkan datang menghampiri, sedangkan sesuatu yang kita harapkan malah tidak menghampiri kita sama sekali.

Lagi-lagi kita tak akan berada dalam satu keadaan yang sama setiap harinya. Hari ini kita bisa tertawa gembira, di lain waktu kita bisa saja bersedih dan menangis haru. Sungguh, setiap diri harus senantiasa bersiap sedia atas banyak cobaan yang datang menghampiri kehidupan. Karena keimanan bukanlah sekedar pengakuan. Dan pasti membutuhkan ujian nyata ketahanan.

Tiada hal lain yang kita pinta selain kekuatan dan keistiqomahan dari Allah SWT dalam menghadapi ujian apapun yang akan menghampiri kita dalam kehidupan ini.

Ya Allah yang maha membolak-balikkan hati…
Tetapkanlah hati kami atas agama-Mu dan dalam ketaatan kepada-Mu…

14 Januari 2008

Yaa...Allah jadikan hati ku Ikhlas

Ketika sedang melaksanakan amal soleh di hadapan orang kita berharap agar perbuatan itu bisa menjadi media dakwah atau ajakan untuk orang namun terlintas pula di hati keinginan untuk dipuji maupun riya, betapa sulitnya melakukan amal dengan hati yang betu betul ikhlas.

Dibawah ini adalah kisah yang diriwayatkan oleh Sayidina Muaz bin Jabal ketika berdialog dengan Rasulullah SAW. Dipetik dari kitab besar tasawuf “Pendidikan Rapat dengan Rohaniah Manusia” ( bahasa Melayu ) yang ditulis oleh Abuya Syeikh Imam Ashaari Muhammad At Tamimi.

Rasulullah SAW bersabda: “Puji syukur ke hadrat Allah SWT yang menghendaki agar makhluk-Nya menurut kehendak-Nya. Wahai Muaz!”

Jawabku: “Ya Saiyidil Mursalin.”

Sabda Rasulullah SAW: “Sekarang aku akan menceritakan kepadamu, bahwa apabila dihafalkan (diambil perhatian) olehmu akan berguna tetapi kalau dilupakan (tidak dipedulikan)olehmu maka kamu tidak akan mempunyai hujah di hadapan Allah kelak.

Hai Muaz, Allah itu menciptakan tujuh malaikat sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Setiap langit ada seorang malaikat yang menjaga pintu langit dan tiap-tiap pintu langit dijaga oleh malaikat penjaga pintu menurut kadarnyapintu dan keagungannya. Malaikat yang memelihara amalan si hamba akan naik ke langit membawa amalan itu ke langit pertama.

Penjaga akan berkata kepada malaikat Hafazah: ‘Saya penjaga tukang umpat. Lemparkan balik amalan ini ke muka pemiliknya karena saya diperintahkan untuk tidak menerima amalan tukang umpat.’

Esoknya naik lagi malaikat Hafazah membawa amalan si hamba. Di langit kedua penjaga pintunya berkata: ‘Lemparkan balik amalan ini ke muka pemiliknya sebab dia beramal karena mengharapkan keduniaan. Allah memerintahkan supaya ditahan amalan ini jangan sampai lepas ke langit yang lain.’

Kemudian naik lagi malaikat Hafazah ke langit ketiga membawa amalan yang sungguh indah. Penjaga langit berkata:‘Lemparkan balik amalan ini ke muka pemiliknya karena dia
seorang yang sombong’.”

Rasulullah SAW meneruskan sabdanya: “Berikutnya malaikat Hafazah membawa lagi amalan si hamba ke langit keempat.Lalu penjaga langit itu berkata: ‘Lemparkan balik amalan ini ke muka empunyanya. Dia seorang yang ujub. Allah memerintahkan aku menahan amalan yang ujub.’

Seterusnya amalan si hamba yang lulus di langit kelima dalam keadaan bercahaya-cahaya dengan jihad, haji, umrah dan lain-lain tetapi di pintu langit kelima penjaganya berkata: ‘Ini adalah amalan tukang hasad. Dia sangat benci pada nikmat yang Allah berikan pada hamba-Nya yang lain. Dia tidak redha dengan kehendak Allah. Sebab itu Allah perintahkan amalannya dilemparkan balik ke mukanya. Allah tidak terima amalan pendengki dan hasad.’

Di langit keenam, penjaga pintu akan berkata: ‘Saya penjaga rahmat. Saya diperintahkan untuk melemparkan balik amalan yang indah ini ke muka pemiliknya karena dia tidak pernah mengasihi orang lain. Kalau orang mendapat musibah dia merasa senang. Sebab itu amalan ini jangan melintasi langit ini.’

Malaikat Hafazah naik lagi membawa amalan si hamba yang lepas hingga langit ketujuh. Rupa cahayanya bagaikankilat dan suaranya bergemuruh. Di antara amalan itu ialah sembahyang, puasa, sedekah, jihad, warak dan lain-lain lagi.Tetapi penjaga pintu langit berkata: ‘Saya ini penjaga sum’ah (ingin masyhur). Sesungguhnya si pengamal ini ingin masyhur dalam kumpulan-kumpulan dan selalu ingin tinggi di saat berkumpul dengan kawan-kawan yang sebaya dan ingin mendapat pengaruh dari para pemimpin. Allah memerintahkan padaku agar amalan ini jangan melintasiku. Tiap-tiap amalan yang tidak bersih karena Allah maka i tulah riya’. Allah tidak akan menerima dan mengkabulkan orang-orang yang riya’.’

Kemudian malaikat Hafazah itu naik lagi dengan membawa amal hamba yakni sembahyang, puasa, zakat, haji, umrah,akhlak yang baik dan pendiam, zikir pada Allah, diiringi malaikat ke langit ketujuh hingga sampai melintasi hijab-hijab dan sampailah ke hadrat Allah SWT. Semua malaikat berdiri di hadapan Allah dan semua menyaksikan amalan itu sebagai amalan soleh yang betul-betul ikhlas untuk Allah.

Tetapi firman Tuhan: ‘Hafazah sekalian, pencatat amal hamba-Ku, Aku adalah pengintip hatinya dan Aku lebih mengetahui apa yang dimaksudkan oleh hamba-Ku ini dengan amalannya. Dia tidak ikhlas pada-Ku dengan amalannya. Dia menipu orang lain, menipu kamu (malaikat Hafazah) tetapi

tidak boleh menipu Aku. Aku adalah Maha Mengetahui. Aku melihat segala isi hati dan tidak akan terlindung bagi-Ku apasaja yang terlindung. Pengetahuan-Ku atas apa yang telah terjadi adalah sama dengan pengetahuan-Ku atas apa yang bakal terjadi. Pengetahuan-Ku atas orang yang terdahulu adalah sama dengan pengetahuan-Ku atas orang-orang yang datang kemudian. Kalau begitu bagaimana hamba-Ku ini menipu Aku dengan amalannya? Laknat-Ku tetap padanya.’

Dan ketujuh-tujuh malaikat beserta 3000 malaikat yang mengiringinya pun berkata: ‘Ya Tuhan, dengan demikian tetaplah laknat-Mu dan laknat kami sekalian bagi mereka.’ Dan semua yang di langit turut berkata: ‘Tetaplah laknat Allah kepadanya dan laknat orang yang melaknat’.”

Sayidina Muaz kemudian menangis terisak-isak dan berkata: “Ya Rasulullah, bagaimana aku dapat selamat dari apa yang diceritakan ini?”

Sabda Rasulullah SAW: “Hai Muaz, ikutilah Nabimu dalam soal keyakinan.”

Muaz bertanya kembali: “Tuan ini Rasulullah sedangkan saya ini hanya Muaz bin Jabal. Bagaimana saya dapat selamat dan dapat lepas dari bahaya tersebut?”

Sabda Rasulullah SAW: “Ya begitulah, kalau dalam amalanmu ada kelalaian maka tahanlah lidahmu jangan sampai memburukkan orang lain. Ingatlah dirimu sendiri pun penuh dengan aib, maka janganlah mengangkat diri dan menekan orang lain.

Jangan riya’ dengan amal supaya amal itu diketahui orang.

Jangan termasuk orang yang mementingkan dunia dengan melupakan Akhirat. Kamu jangan berbisik berdua ketika di sebelahmu ada orang lain yang tidak diajak berbisik.

Jangan takabur pada orang lain nanti luput amalanmu dunia danAkhirat dan jangan berkata kasar dalam suatu majlis dengan maksud supaya orang takut padamu.

Jangan mengungkit-ungkit apabila membuat kebaikan.

Jangan merobekkan peribadi orang lain dengan mulutmu, kelak engkau akan dirobek-robek oleh anjing-anjing jahanam.

Sebagaimana firman Allah yang bermaksud: ‘Di Neraka itu ada anjing-anjing perobek badan manusia’.

Muaz berkata: “Ya Rasulullah, siapa yang tahan menanggung penderitaan semacam itu?”

Jawab Rasulullah SAW: “Muaz, yang kami ceritakan itu akan mudah bagi mereka yang dimudahkan Allah SWT. Cukuplah untuk menghindar semua itu, kamu menyayangi orang lain sebagaimana kamu mengasihi dirimu sendiri dan benci apa yang berlaku kepada orang lain apa-apa yang dibenci oleh dirimu sendiri. Kalau begitu kamu akan selamat dan dirimu pasti akan terhindar.”

Amal ibadah akan tertolak percuma ibarat debu-debu berterbangan kalau keikhlasan hati tidak ada.

Berikut ini ada nasehat dari guru saya Abuya,sehingga setelah kita tahu bagaimana susahnya untuk ikhlas itu, nanti sampai kita akan berdoa kepada Tuhan ” ya Allah aku memohon kepadaMu, dengan rahmat dan kasih sayangMu ikhlaskan lah hatiku,aku sendiri tidak tahu keikhlasanku, hanya Engkaulah yang tahu apakah aku ikhlas atau tidak…”.

Dalam nasehat ini Abuya memberi 12 contoh tolok ukur apakah kita ikhlas atau tidak :

Ikhlas adalah roh ibadah
Tidak ada ikhlas ibadah tidak ada roh
Ibadah tidak ada roh ibadah yang mati
Kalau benda yang bernyawa tidak ada roh
Nyawa sudah tidak berguna
Artinya ibadah dan kebajikan yang tidak ikhlas (tidak ada rohnya) ibadah dan kebajikan itu tidak diterima

Biarlah ibadah dan kebajikan yang sedikit tapi murni (ikhlas) daripada banyak ikhlasnya tidak ada, tertolak semuanya
Oleh itu roh ibadah haruslah dijaga
Kerana ia penentu ibadah atau kebaikan kita ditolak atau diterima
Tidak mudah beribadah atau membuat kebaikan hendak ikhlas
Ikhlas artinya ia dibuat semata-mata kerana Allah Taala
Tidak ada sedikit pun kerana selain-Nya
Kalau ada ia dibuat kerana selain-Nya , ibadahnya atau kebaikannya tidak diterima

Tanda seseorang itu ikhlas atau tidak di antaranya:
1. Orang puji atau keji sama saja. dipuji hati tidak berbunga, dikeji hati tidak pula derita.
2. kalau dia rajin atau beribadah sama ada di waktu seorang atau di waktu ramai sama aja.
3. kerana rajin bekerja atau buat kebaikan, dia tidak marah kalau orang lain tidak menolongnya.
4. apabila letih bekerja tidak pula marah-marah dengan orang lain yang mengganggunya atau tidak buat kerja.
5. kalau dia membuat ibadah atau buat kerja, hatinya tidaklah pula berkata moga-moga ada orang melihat supaya ada orang memujinya
6. setiap kebaikan yang dia buat dia tidak suka orang lain melihatnya takut hatinya berbunga.
7. kalau dia dipuji susah hatinya, kalau di dikeji hatinya dapat menerimanya, hati kecilnya berkata, “aku hamba memanglah ada cacat celanya.”
8. dia membuat baik bukan kerana digesa-gesa, kemudian membuatnya kerana malu dengan manusia
9. dia membuat bukan kerana sudah kehendak masyarakat, kalau tidak dibuat apa kata orang pula.
10. kalau dia dipuji dia rajin atau buat, kalau dia dicaci dia tidak rajin atau tidak buat.
11. kebaikanya suka sangat hendak menyebut-nyebutnya supaya orang tahu.
12. di hadapan orang dia rajin, tertib dan berakhlak, jika seorang dia buat hendak cepat-cepat dan cincai-cincai.

Untuk kita dapat tahu kita ini ikhlas atau tidak atau kurang ikhlas padankan yang 12 tadi

semoga kita bisa...Aamiin....

13 Januari 2008

Hanya dengan pertolongan-Mu

Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengeluh pada ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek. "Anakku," kata sang ibu sambil bercucuran air mata, "Tuhan tidak memberikan pada kita, bangsa kerang, sebuah tangan pun, sehingga Ibu tak bisa menolongmu." Si ibu terdiam, sejenak, "Aku tahu bahwa itu sakit anakku. Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam. Kuatkan hatimu. Jangan terlalu lincah lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat", kata ibunya dengan sendu dan lembut.

Anak kerang pun melakukan nasihat bundanya. Ada hasilnya, tetapi rasa sakit terkadang masih terasa. Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya. Dengan air mata ia bertahan, bertahun-tahun lamanya. Tetapi tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus. Rasa sakit pun makin berkurang. Dan semakin lama mutiaranya semakin besar. Rasa sakit menjadi terasa lebih wajar.

Akhirnya sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar, utuh mengkilap, dan berharga mahal pun terbentuk dengan sempurna. Penderitaannya berubah menjadi mutiara; air matanya berubah menjadi sangat berharga. Dirinya kini, sebagai hasil derita bertahun-tahun, lebih berharga daripada sejuta kerang lain yang cuma disantap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan.

**********

Cerita di atas adalah sebuah paradigma yg menjelaskan bahwa penderitaan adalah lorong transendental untuk menjadikan "kerang biasa" menjadi "kerang luar biasa".

Karena itu dapat dipertegas bahwa kekecewaan dan penderitaan dapat mengubah "orang biasa" menjadi "orang luar biasa".

Banyak orang yang mundur saat berada di lorong transendental tersebut, karena mereka tidak tahan dengan cobaan yang mereka alami. Ada dua pilihan sebenarnya yang bisa mereka masuki: menjadi `kerang biasa' yang disantap orang atau menjadi `kerang yang menghasilkan mutiara'. Sayangnya, lebih banyak orang yang mengambil pilihan pertama, sehingga tidak mengherankan bila jumlah orang yang sukses lebih sedikit dari orang yang `biasa-biasa saja'.

Mungkin saat ini kita sedang mengalami penolakan, kekecewaan, patah hati, atau terluka karena orang-orang di sekitar kamu cobalah utk tetap tersenyum dan tetap berjalan di lorong tersebut, dan sambil katakan di dalam hatimu.. "Airmataku diperhitungkan Tuhan.. dan penderitaanku ini akan mengubah diriku menjadi mutiara." Semoga........

salam,
Agung S
Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengeluh pada ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek. "Anakku," kata sang ibu sambil bercucuran air mata, "Tuhan tidak memberikan pada kita, bangsa kerang, sebuah tangan pun, sehingga Ibu tak bisa menolongmu." Si ibu terdiam, sejenak, "Aku tahu bahwa itu sakit anakku. Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam. Kuatkan hatimu. Jangan terlalu lincah lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat", kata ibunya dengan sendu dan lembut.

Anak kerang pun melakukan nasihat bundanya. Ada hasilnya, tetapi rasa sakit terkadang masih terasa. Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya. Dengan air mata ia bertahan, bertahun-tahun lamanya. Tetapi tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus. Rasa sakit pun makin berkurang. Dan semakin lama mutiaranya semakin besar. Rasa sakit menjadi terasa lebih wajar.

Akhirnya sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar, utuh mengkilap, dan berharga mahal pun terbentuk dengan sempurna. Penderitaannya berubah menjadi mutiara; air matanya berubah menjadi sangat berharga. Dirinya kini, sebagai hasil derita bertahun-tahun, lebih berharga daripada sejuta kerang lain yang cuma disantap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan.

**********

Cerita di atas adalah sebuah paradigma yg menjelaskan bahwa penderitaan adalah lorong transendental untuk menjadikan "kerang biasa" menjadi "kerang luar biasa".

Karena itu dapat dipertegas bahwa kekecewaan dan penderitaan dapat mengubah "orang biasa" menjadi "orang luar biasa".

Banyak orang yang mundur saat berada di lorong transendental tersebut, karena mereka tidak tahan dengan cobaan yang mereka alami. Ada dua pilihan sebenarnya yang bisa mereka masuki: menjadi `kerang biasa' yang disantap orang atau menjadi `kerang yang menghasilkan mutiara'. Sayangnya, lebih banyak orang yang mengambil pilihan pertama, sehingga tidak mengherankan bila jumlah orang yang sukses lebih sedikit dari orang yang `biasa-biasa saja'.

Mungkin saat ini kita sedang mengalami penolakan, kekecewaan, patah hati, atau terluka karena orang-orang di sekitar kamu cobalah utk tetap tersenyum dan tetap berjalan di lorong tersebut, dan sambil katakan di dalam hatimu.. "Airmataku diperhitungkan Tuhan.. dan penderitaanku ini akan mengubah diriku menjadi mutiara." Semoga........

salam,
Agung S

lantunan doa

Dengan menyebut asma Allah ....
Yang Maha Pengasih dan Penyayang...
Segala Puji hanya bagi Allah .....
Seru sekalian alam....
Ya ALLAH tambahkanlah rohmat ta'dhim....
Kepada Junjungan kami...
Nabi Muhammad
Beserta keluarga Beliau

Ya ALLAH…
Seandainya telah Engkau takdirkan….
Dia bukan miliku…
Bawalah ia jauh dari pandanganku….
Luputkanlah ia dari ingatanku…
Dan peliharalah aku dari kekecewaan….

Serta Ya ALLAH Ya Tuhanku Yang Maha Mengerti….
Berikanlah aku kekuatan…
Melontar bayangannya jauh ke dada langit…
Hilang bersama senja nan merah..
Agarku bisa bahagia…
Walaupun tanpa bersama dengannya…

Dan Ya ALLAH yang tercinta…
Gantilah yang telah hilang….
Tumbuhkanlah kembali yang telah patah…
Walaupun tidak sama dengan dirinya…

Ya ALLAH Ya Tuhanku…
Pasrahkanlah aku dengan takdirmu…
Sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan…
Adalah yang terbaik buat ku….
Karena Engkau Maha Mengetahui…
Segala yang terbaik buat hamba-Mu ini…

Ya ALLAH…
Cukuplah Engkau saja yang menjadi pemeliharaku…
Di dunia dan di akhirat…
Dengarlah rintihan dari hamba-Mu yang dhoif ini…
Jangan Engkau biarkan aku sendirian…
Di dunia ini maupun di akhirat…
Menjuruskan aku ke arah kemaksiatan dan kemungkaran…

Maka karuniakanlah aku seorang pasangan yang beriman…
Supaya aku dan dia sama-sama dapat membina kesejahteraan hidup…
Ke jalan yang Engkau ridhoi…
Dan karuniakanlah padaku keturunan yang soleh….
Amiiinn Ya Rabbal ‘Alamiinn…